zaterdag 16 mei 2009

LPK65 IKUT BERDUKA CITA

LPK65 IKUT BERDUKA CITA

Lembaga Pembela Korban 1965 (LPK65), Nederland beserta seluruh anggotanya menyatakan berduka cita mendalam atas berpulangnya Bp. Sumargo - mantan buruh di perusahaan minyak Caltex di Pakan Baru dan ketua bagian data DPP LPR KROB, pada hari Rabu, 12 Mei 2009

Kami para korban pelanggaran HAM 1965 merasa kehilangan besar atas berpulangnya Bp. Sumargo yang dengan gigih berjuang demi tegaknya kebenaran dan keadilan di Indonesia.

Semoga arwah almarhum diterima Allah SWT dengan segala kasih sayangNya. Dan semoga keluarga besar Bp. Sumargo dikaruniai ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi situasi tersebut. Mudah-mudahan barisan LPR KROB tetap tegap maju berderap dalam kiprah perjuangannya. Amin, amin dan amin.

Nederland, 16 Mei 2009

MD Kartaprawira (Ketua Umum)
Suranto Pronowardoyo (Sekretaris I)




----- Forwarded Message ----
From: S. Utomo
To: Y.T.Taher
Cc: ... md kartaprawira ; Lembaga PembelaKorban65 ;
Sent: Thursday, May 14, 2009 9:10:57 AM
Subject:


B e r i t a D u k a



Telah meninggal dunia : Bapak Sumargo di Rumah Sakit Pasar Rebo Jakarta Timur.

Pada hari Rabu, 12 Mei 2009. Setelah menderita sakit paru-paru.

Jenazah di bawa pulang kerumah duka Jl. Timbel – Ciganjur, Jakarta Selatan dan dimakamkan hari Kamis tengah hari.

Almarhum mantan buruh di perusahaan minyak Caltex di Pakan Baru , Riau, Sumatera dan menjadi korban keganasan kup. Jendral Suharto pada tahun 1965.

Beliau adalah ketua bagian data DPP LPR KROB.

Semoga arwah beliau diterima disisi Tuhan sesuai dengan darma baktinya selama hidupnya dan seluruh keluarganya diberi Nya ketabahan.



DPP LPR KROB

dinsdag 5 mei 2009

Keluarga Korban HAM mendesak Komnas HAM mengumumkan Para Pelaku

Jawa Pos, Selasa, 05 Mei 2009

Keluarga Korban HAM mendesak Komnas HAM Mengumumkan Para Pelaku

JAKARTA - Sejumlah keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia mendesak Komnas HAM mengumumkan para pelaku dugaan pelanggaran tersebut. Itu terkait dengan makin dekatnya suksesi kepemimpinan di negeri ini.

"Seharusnya Komnas (HAM) berani memublikasikan kalau ada calon yang sebenarnya tidak layak maju memimpin negeri ini," ujar Sumiarsih, ibu Bernadus R.N. Irmawan, korban Tragedi Semanggi I, saat melakukan audiensi dengan komisioner Komnas HAM di kantornya, Jakarta, kemarin (4/5).

Menurut dia, publikasi Komnas HAM penting untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa ada calon yang sebenarnya tidak layak. Secara terbuka, dia menyebut nama Wiranto dan Prabowo Subianto. "Mata masyarakat biar terbuka, komnas harus proaktif," tambahnya.

Dalam kesempatan itu, para keluarga korban tersebut juga menyerahkan secara simbolis buku berjudul Akhirnya Korban Bicara. Keluarga korban pelanggaran HAM lainnya yang ikut serta saat itu, antara lain, Nurhasanah (kasus penculikan dan penghilangan paksa), Ruminah (kasus TSS), Amang dan Ruyati Darwin (kasus Mei 1998), Benny Biki (kasus Tanjung Priok), serta Bedjo Untung dan Effendy Saleh (korban Tragedi 1965/1966).

"Publikasi ini sangat penting, publik harus tahu kita mendukung pemerintahan yang demokratis. Masyarakat tentu juga disentuh hatinya. Jika memilih pelanggar HAM sebagai presiden, itu merupakan hal yang menyakiti hati korban pelanggaran HAM," tambah Suciwati, istri almarhum Munir. (dyn)