donderdag 19 maart 2009

PERTEMUAN MASYARAKAT INDONESIA DI NEDERLAND DENGAN SDR. DARYONO (KETUA LPMD KLATEN)

PERTEMUAN MASYARAKAT INDONESIA DI NEDERLAND
DENGAN SDR. DARYONO

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Klaten
(Diemen, Nederland, 21 September 2008)


Pada pertemuan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pembela Korban 1965 (Nederland) hari ini di hadapan saudara-saudara sekalian hadir tamu dari Indonesia Sdr. Daryono, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa di Klaten, seorang korban pelanggaran HAM 1965 yang pernah dimasukkan ke beberapa penjara a.l. di Klaten, Cilacap dan Wonogiri (JawaTengah).

Sdr. Daryono resminya datang ke Eropa/Perancis dalam rangka memenuhi undangan untuk menghadiri Fête de l’Humanité, pesta Suratkabar L’Humanite di Paris. Selama Pesta Humanité ini kedatangannya dimanfaatkan untuk kampanye organisasi "Solidarité Indonesie", yang selama ini telah bekerjasama dengan Sdr. Daryono dan kawan-kawan dalam rangka pembangunan ekonomi paska gempa bumi 2005.

Setelah menghadiri "Fête de l’Humanité" ini Sdr. Daryono berencana mengunjungi teman-teman di Eropa (Belanda, Jerman dan Swedia) untuk memberi informasi tentang keadaan kehidupan dan kegiatan ex Tapol di Indonesia dan sekaligus untuk membina komunikasi solidaritas antara korban di tanah air dan korban di luar negeri. Itulah secara singkat kira-kira missi Sdr. Daryono.

Lembaga Pembela Korban 1965 menganggap pertemuan hari ini penting sekali, sebab kita akan mendapatkan informasi langsung dari salah satu korban pelanggaran HAM 1965 tentang pengalaman semasa masa kritis ditahun 1965, semasa kehidupan di penjara-penjara, perjuangan mengatasi kesulitan setelah dibebaskan dari penjara, dan kiprah perjuangan bersama-sama organisasi lain dewasa ini untuk menatap masa depan.

Kami korban peristiwa 1965 di luar negeri menganggap informasi dari korban di tanah air akan lebih meneguhkan kesadaran perjuangan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan bagi korban peristiwa 1965 secara keseluruhan, yang sampai dewasa ini belum mendapat perhatian dari penyelenggara negara secara serius.

Demikian pula kita perlu menyadari pentingnya komunikasi para korban (organisasi korban) di dalam dan di luar negeri untuk menggalang persatuan demi perjuangan bersama untuk kebenaran dan keadilan.

Sdr. Daryono dilahirkan pada pada tanggal 28 Agustus 1945, adalah Ketua "LPMD" Klaten (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa"). Seperti diketahui Klaten adalah salah satu kabupaten dari wilayah bekas Karesidenan Surakarta, di samping kabupaten-kabupaten Boyolali, Sragen, Karanganyar, Sukaharjo, Wonogiri dan Kotapraja Surakarta sendiri. Seluruh daerah tersebut dulu merupakan daerah basis PKI.
Ketika pecah peristiwa 1965 banyak anggota PKI dan BTI dan organisasi kiri lainnya ditahan dan dibunuh, termasuk ayahanda Sdr.. Daryono yang merupakan Ketua BTI Klaten. Sebagian dimasukkan penjara dan dikirim ke Pulau Buru. Sedang Sdr. Daryono yang ketika itu baru berusia 20 tahun, baru saja tamat belajar di Akademi Pertanian di Klaten termasuk yang dimasukkan ke penjara-penjara a.l. penjara Klaten, Cilacap, Wonogiri.

Setelah bebas dari kamp konsentrasi dan penjara para ex Tapol dari Klaten membentuk Paguyuban yang tujuannya adalah saling bantu membantu dalam mengatasi berbagai kesulitan ekonomi dan politik yang ketika itu mereka hadapi.
Paguyuban itu akhirnya berkembang menjadi organisasi resmi : LPMD -- Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa, Sdr. Daryono menjadi ketuanya. Anggota LPMD tidak semua eks Tapol, tapi mayoritas adalah keluarga korban.

Sdr. Daryono bersama teman-temannya aktif sekali dalam pemberdayaan petani di pelbagai lapangan misalnya: kerajinan tangan, peternakan, realisasi dalam praktek dana bantuan micro-kredit untuk para bakul (bakul tempe, bakul tahu, bakul buah, tukang reparasi speda dll), pendidikan anak-anak muda yang putus sekolah dengan menyekolahkan ke kursus jahit bagi wanita, dan mengorganisir petani-petani muda (laki-laki) ke dalam kelompok-kelompok terdiri dari 10-15 orang, yang mereka namakan "Taruna Tani" ("Tani Bakti" I dan II) untuk diberi pelajaran soal pertanian. Setelah pendidikan teori mereka langsung praktek, memproduksi pupuk organik dan mengembangkan pertanian organik.

Di samping kegiatan pokok dalam organisasi LPMD, Sdr. Daryono juga aktif di berbagai organisasi yang berkaitan dengan perjuangan korban peristiwa 1965 seperti YPKP, LPR-KROB, dan Pakorba, demikian juga aktif dalam berbagai organisasi petani, dan organisasi-organisasi yang peduli dengan lingkungan, seperti WALHI.


Diemen (Nederland), 21 September 2008

MD Kartaprawira
(Ketua Umum LPK65)

Geen opmerkingen:

Een reactie posten